Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
atau sering juga disebut ICT (Information
Communication and Technology) telah memberi dampak yang signifikan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Dampak tersebut sangat jelas terlihat,
khususnya pada badan atau instansi penyedia jasa layanan, seperti layanan perbankkan,
kesehatan, transportasi, pendidikan, dan juga Perpustakaan. Khusunya dalam hal aktifitas
layanan, Chauhan (2004) mengatakan bahwa secara garis besar ada empat manfaat
penggunaan TIK, atau sering singkat dengan manfaat 4 E; yaitu “Economy
(Murah), Easy (mudah), Extension
(Luas) (or expansion) and Efficiency” (efisien)
Namun dibalik manfaat tersebut, jika kita jeli dalam
membaca tlisan-tulisan terkait informasi, kita juga menemukan berbagai istilah untuk
menggambarakan kedahsyatan perkembangan informasi dewasa ini. Diantara istilah-istilah
tersebut misalnya orang sering mengatakan “ledakan informasi” (Explode of Information), di bombardir
oleh informasi (Bombardired by
information),” Membanjirnya informasi (Flood
of Information), membludaknya informasi (Information overload), dan lain-lain. Sayangnya, kesemua istilah tersebut berkonotasi negative. Dengan
kata lain, kesemuanya bermakna bencana (catastrophe)
Meskipun dipahami bahwa yang dimaksudkan oleh istilah-istilah tersebut hanyalah
untuk menggambarkan banyaknya informasi yang tersedia saat ini, tapi pada
kenyataannnya memang keadaan tersebut dapat menimbulkan keresahan dan kesukaran
bagi para pencari informasi. Hal ini karena akibat terlalu banyaknya informasi
yang tersedia dalam berbagai format dan media, akan menyulitkan pencarian
informasi yang relevan dan terpercaya (reliable
) jika informasi tersebut tidak dikelola dengan baik. Oleh karena disadari
bahwa perkembangan TIK lah yang telah membuat dahsyatnya perkembangan
informasi, maka diharapkan TIK pulalah yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi
masalah tersebut di atas. Disini pulalah menjadi poin penting mengapa penerapan
TIK dalam dunia informasi menjadi sangat signifikan diimplementasikan di
Perpustakaan.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Perpustakaan sekarang ini ternyata tidak hanya merubah paradigma Perpustakaan sebagai gudang buku dan juga tidak terbatas sebagai tempat penyediaa jasa informasi, tetapi juga also Perpustakaan telah dipandang sebagai social software (Perangkat lunak social) yang setara dengan mesin Google, Yahoo, MSN, Amazon, Microsoft dan lain-lain yang bertujuan untuk melayani informasi masyarakat global. Jadi, kalau sudah dianggap demikian, lalu apa perbedaan perpustakaan dengan software sosial lainnya? Apakah secara subtansi mereka sama? Jawabannya mereka beda. Mengapa demikian? Alasanya adalah perpustakaan merupakan salah satu dari sumber informasi yang telah memiliki kapabilitas dan kompetensi tentang arti dari informasi itu sendiri. Perpustakaan memiliki hak untuk mendapatkan, mengolah, memproses serta menyebarkan informasi yang terseleksi dan aktual kepada pengguna perpustakaan ataupun masyarakat luas. Jadi informasi yang dihasilkan oleh perpustakaan adalah informasi yang secara seubtansi betul-betul sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna. Artinya informasi yang disajikan bukan informasi asalan, tetapi informasi yang tetapi telah melalui tahapan pemrosesan mulai dari proses seleksi, organisasi, sampai dengan distribusi kepada pemakai, yang dilakukan oleh pustakawan yang memiliki kompetensi dalam bidang perpustakaan dan informasi. Jika sudah demikian jelas bahwa orientasi hasil dari pengolahan dan pengelolaan informasi tersebut adalah untuk kepentingan pengguna (user oriented). Pengguna adalah target utama dari perpustakaan. Ini dilakukan adalah untuk memberikan layanan yang lebih berkualitas dan lebih baik. Menjadi hal yang penting dilakukan karena kemudahan akses informasi tidak semata-mata dimonopoli oleh perpustakaan, tetapi kondisinya justru sebaliknya. Perpustakaan terkadang kurang memperhatikan pekembangan perilaku dari pencari informasi yang selalu menginginkan layanan yang fleksibel, mudah, cepat seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan semakin berkembanganya pemanfaatan perangkat teknologi informasi di perpustakaan telah memberi dampak pada perkembangan Perpustakaan. Perpustakaan terlihat semakin modernis dan dinamis menyesuaikan dengan tren teknologi terkini. Barangkali inilah yang dimaksudkan oleh “Bapak Perpustakaan” Ranganathan bahwa perpustakan sebagai “ living organism” yaitu sesuatu yang hidup dan berkembang sesuai zaman. Secara kasat mata, kita bisa melihat bahwa perpaduan antara ilmu perpustakaan dan perangkat TIK saat ini telah bisa menghasilkan beragam produk layanan informasi kepada masyarakat yang lebih variatif dan interaktif.
Berdasarkan paparan diatas, terlihat jelas bahwa alasan utama penerapan TIK di perpustakaan bukanlah sebuah trend kemajuan, tetapi lebih kepada tuntutan pengguna, khususnya generasi ”netizen ” yang sudah terbiasa menemukan informasi di ujung jari atau serba clik (clicable). Fenomena perubahan perilaku pencari informasi (information seekers changed behaviour) sangat penting direspon oleh perpustakaan. Karena jika tidak perpustakaan akan menjadi alternatif terkhir dikunjungi oleh pemustaka. Dapat dimaklumi karena karena mereka telah ”dimanjakan” dengan layanan internet on line yang memberi jutaan informasi dengan sekali “klik”meskipun tingkat kerelevansian dan keterpercayaannya belum terjamin. Terkait dengan faktor penggerak (generating factor) penerapan TIK di perpustakaan, Sulistyo Basuki (1993) ini menyebutkan bahwa faktor penerapan TIK di Perpustakaan adalah:
Sementara itu, alasan penerapan TIK di Perpustakaan dapat di kategorikan sebagai berikut, yaitu:
Mengapa
demikian? Alasannya adalah perpustakaan merupakan salah satu dari sumber
informasi yang telah memiliki kapabilitas dan kompetensi tentang arti dari informasi
itu sendiri. Perpustakaan memiliki hak untuk mendapatkan, mengolah, memproses
serta menyebarkan informasi yang terseleksi dan aktual kepada pengguna
perpustakaan ataupun masyarakat luas. Jadi informasi yang dihasilkan oleh
perpustakaan adalah informasi yang betul-betul berguna untuk masyarakat.
Artinya informasi yang disajikan bukan semata-mata informasi yang biasa-biasa
saja tetapi telah melalui tahapan pemrosesan oleh pustakawan yang memiliki
kompetensi dalam menyajikan informasi tersebut.
Banyak pengertian kita temukan
tentang pengertian teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Untuk lebih
jelasnya kita perlu melihat secara terminologi kesemua gabungan kata itu satu
persatu. Istilah Teknologi Informasi merupakan
kombinasi dua istilah dasar yaitu teknologi,informasi dan Komunikasi. Teknologi
dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan.
Sedangkan pengertian informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun, ada
pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Perbedaan definisi
informasi ini dikarenakan, pada hakekatnya, informasi tidak dapat
diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu bisa dijumpai dalam
kegiatan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan dari observasi terhadap
dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi. Sementara
Komunikasi yang dimaksudakan dalam hal ini adalah komunikasi data yang
memungkinkan komputer yang berdiri sendiri terintegrasi pada jaringan komputer
baik pada tataran lokal maupun global dengan menggunakan software dan hardware
jaringan. Secara
sederhana, teknologi informasi dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan
untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi. Definisi
tersebut menganggap bahwa teknologi informasi tergantung pada kombinasi
komputasi dan teknologi telekomunikasi berbasis mikroelektronik (Ma’in: 2005).
Revolusi informasi dengan kemampuan kolaborasi yang luar biasa dengan perangkat
ICT tengah melanda lapisan masyarakat saat ini.Di dalam kamus the Dictionary of Computers,
Information Processing and Telecommunications Teknologi informasi:
“Teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran berbagai jenis
informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir karena
“... adanya dorongan-dorongan kuat untuk menciptakan teknologi baru yang dapat
mengatasi kelambatan manusia mengolah informasi. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Perpustakaan sekarang ini ternyata tidak hanya merubah paradigma Perpustakaan sebagai gudang buku dan juga tidak terbatas sebagai tempat penyediaa jasa informasi, tetapi juga also Perpustakaan telah dipandang sebagai social software (Perangkat lunak social) yang setara dengan mesin Google, Yahoo, MSN, Amazon, Microsoft dan lain-lain yang bertujuan untuk melayani informasi masyarakat global. Jadi, kalau sudah dianggap demikian, lalu apa perbedaan perpustakaan dengan software sosial lainnya? Apakah secara subtansi mereka sama? Jawabannya mereka beda. Mengapa demikian? Alasanya adalah perpustakaan merupakan salah satu dari sumber informasi yang telah memiliki kapabilitas dan kompetensi tentang arti dari informasi itu sendiri. Perpustakaan memiliki hak untuk mendapatkan, mengolah, memproses serta menyebarkan informasi yang terseleksi dan aktual kepada pengguna perpustakaan ataupun masyarakat luas. Jadi informasi yang dihasilkan oleh perpustakaan adalah informasi yang secara seubtansi betul-betul sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna. Artinya informasi yang disajikan bukan informasi asalan, tetapi informasi yang tetapi telah melalui tahapan pemrosesan mulai dari proses seleksi, organisasi, sampai dengan distribusi kepada pemakai, yang dilakukan oleh pustakawan yang memiliki kompetensi dalam bidang perpustakaan dan informasi. Jika sudah demikian jelas bahwa orientasi hasil dari pengolahan dan pengelolaan informasi tersebut adalah untuk kepentingan pengguna (user oriented). Pengguna adalah target utama dari perpustakaan. Ini dilakukan adalah untuk memberikan layanan yang lebih berkualitas dan lebih baik. Menjadi hal yang penting dilakukan karena kemudahan akses informasi tidak semata-mata dimonopoli oleh perpustakaan, tetapi kondisinya justru sebaliknya. Perpustakaan terkadang kurang memperhatikan pekembangan perilaku dari pencari informasi yang selalu menginginkan layanan yang fleksibel, mudah, cepat seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan semakin berkembanganya pemanfaatan perangkat teknologi informasi di perpustakaan telah memberi dampak pada perkembangan Perpustakaan. Perpustakaan terlihat semakin modernis dan dinamis menyesuaikan dengan tren teknologi terkini. Barangkali inilah yang dimaksudkan oleh “Bapak Perpustakaan” Ranganathan bahwa perpustakan sebagai “ living organism” yaitu sesuatu yang hidup dan berkembang sesuai zaman. Secara kasat mata, kita bisa melihat bahwa perpaduan antara ilmu perpustakaan dan perangkat TIK saat ini telah bisa menghasilkan beragam produk layanan informasi kepada masyarakat yang lebih variatif dan interaktif.
Berdasarkan paparan diatas, terlihat jelas bahwa alasan utama penerapan TIK di perpustakaan bukanlah sebuah trend kemajuan, tetapi lebih kepada tuntutan pengguna, khususnya generasi ”netizen ” yang sudah terbiasa menemukan informasi di ujung jari atau serba clik (clicable). Fenomena perubahan perilaku pencari informasi (information seekers changed behaviour) sangat penting direspon oleh perpustakaan. Karena jika tidak perpustakaan akan menjadi alternatif terkhir dikunjungi oleh pemustaka. Dapat dimaklumi karena karena mereka telah ”dimanjakan” dengan layanan internet on line yang memberi jutaan informasi dengan sekali “klik”meskipun tingkat kerelevansian dan keterpercayaannya belum terjamin. Terkait dengan faktor penggerak (generating factor) penerapan TIK di perpustakaan, Sulistyo Basuki (1993) ini menyebutkan bahwa faktor penerapan TIK di Perpustakaan adalah:
- Kemudahan mendapatkan produk IT
- Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk IT
- Kemampuan dari teknologi informasi
- Tuntutan layanan masyarakat yang serba "click", terutama "netizen"
Sementara itu, alasan penerapan TIK di Perpustakaan dapat di kategorikan sebagai berikut, yaitu:
- Mengefektifkan dan mengefisiensikan pekerjaan pustakawan
- Meningkatkan mutu layanan kepada pengguna perpustakaan
- Meningkatkan penampilan perpustakaan dan citra pustakawan
- Memperluas networking, baik nasional, regional dan global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar